Selasa, 10 November 2015

TUGAS TOU 1 MINGGU 2

Sejarah Perusahaan Unilever
Maju bersama Unilever Indonesia selama lebih dari tujuh puluh tahun
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.


Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Kronologi
1920-30           Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933                Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936                Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV Angke, Jakarta
1941                Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46           Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66           Di bawah kendali pemerintah
1967                Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman
modal asing
1981                Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982                Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988                Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990                Terjun di bisnis teh
1992                Membuka pabrik es krim
1995                Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98           Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999                Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000                Terjun ke bisnis kecap
2001                Membuka pabrik teh – Cikarang
2002                Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003                Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004                Terjun ke bisnis makanan ringan
2005                Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008                Terjun ke bisnis minuman sari buah
2010                Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit
2011                Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya
                        sekaligus memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di Cikarang



Sejak didirikan pada 5 Desember 1933 Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan lain-lain.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 6000 karyawan tersebar di seluruh nutrisi.
Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami. Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan distributor kami.
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan berjumlah sekitar 43 brand utama dan 1,000 SKU, dipasarkan melalui jaringan yang melibatkan sekitar 500 distributor independen yang menjangkau ratusan ribu toko yang tersebar di seluruh Indoneisa. Produk-produk tersebut didistribusikan melalui pusat distribusi milik sendiri, gudang tambahan, depot dan fasilitas distribusi lainnya.
Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan dnegan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band).

VISI:
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.
MISI:
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup atau sustainability living.

Tujuan & Prinsip:
Standar tertinggi dari perilaku korporat terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.

a.       Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawabcorporate kami.
b.      Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brandkami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat.
c.       Komitmen yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
d.      Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate.

Bekerja dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.

Permasalahan dalam Perusahaan Unilever

Masalah Estetika
Pada tahun 2006, Unilever memutuskan lagi untuk menjangkau jauh ke depan mengenai masa depan kategori pemeliharaan kulit.
1.      Jurang di Pasar
Saat dilakukan riset konsumen, didapatkan suatu perspektif baru. Para konsumen yang membeli produk-produk anti-penuaan kami seringkali juga mengambil terapi laser untuk perawatan seperti peremajaan kulit, jerawat dan pengangkatan rambut. Pada kenyataannya, pasar estetika meledak dengan lebih banyak konsumen menjalani perawatan berbasis sinar yang dilakukan secara profesional dan memperoleh manfaat darinya.
Tantangan yang ada di depan kita sudah jelas: Bagaimakan memasarkan peralatan yang dapat dipegang dengan praktis yang ditujukan untuk pasar rumah tangga yang menawarkan solusi-solusi intuitif, aman dan menyenangkan untuk digunakan, serta menawarkan keuntungan yang lebih dan di atas produk-produk kami yang sudah ada.
2.      Leading light
Hal ini merupakan tantangan baru di suatu domain dimana kami tidak memiliki kemampuan dan pengalaman yag memadai. Oleh sebab itu, kami memilih untuk bermitra dengan Cynosure yang memimpin di bidang pengembangan sistem light-based aesthetic treatment yang dipergunakan oleh para dokter untuk menjalankan prosedur non- atau minimal-invasive.
Kami memilih Cynosure atas dasar berbagai pertimbangan. Kami memperoleh nilai tambah dari riset mereka yang mendalam dalam bidang laser profesional. Mereka mengajukan proposal yang amat menarik dan inovatif. Selain itu, mereka setuju untuk mengembangkan jaringan pipa untuk piranti dengan multiple benefit areas.
3.      Pasangan yang Serasi
Sebagai Presiden dan CEO Michael Davin mengatakan, "Kami melihat ini sebagai langkah awal dalam jalinan kemitraan strategis jangka panjang. Sumbangsih Unilever dngan kemampuannya di bidang distribusi, marketing dan branding yang mendunia tidak ada tandingannya. Dengan jejak langkah yang mendunia, Unilever memiliki kemampuan untuk meluncurkan dan mendistribusikan produk ke pasar konsumen.”
Kepala bidang Riset dan Pengembangan Genevieve Berger memandangnya dari perspektif Unilever, “Kami memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Cynosure karena kemampuan perusahaan untuk mengembangkan teknologi terdepan yang baik memberikan hasil klinik luar biasa dan pada saat yang sama juga mementingkan keselamatan, yang amat penting untuk pasat konsumen.”
4.      Senior level buy-in
John Bartolone, Innovation Acceleration Director, merangkum berbagai faktor penentu dalam kesuksesan proses ini. “Kemitraan ini memberi hasil win-win bagi kedua perusahaan. Sebagai mitra, kami bekerja–sama secara bersungguh-sungguh dan mencari solusi dari kedua belah pihak. Tetapi lebih dari itu, keterlibatan pihak manajemen senior unilever secara mendalam dan terus-menerus dalam memajukan inisiatif ini merupakan hal yang esensial mengingat bentuk pasar radikal yang harus diraih dengan sukses – kami berharap melebihi 1 milyar dollar pada tahun 2012.”

sumber :
http://www.unilever.co.id/id/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar